BTW, got this from a friend thru email.
Jika diletak satu titik hitam di atas sehelai kertas putih bersaiz A4 dan kita tunjuk pada orang, lalu kita tanya, "apa yang kamu nampak? "
Pasti ramai yang menjawab;
“ Saya nampak titik hitam di atas kertas putih itu.”
Pasti tidak ramai yang menjawab;
“ Saya lihat kertas A4 putih dan di atasnya ada titik hitam.”
Mengapa? Sebab mata kita selalu tertumpu kepada benda yang tidak banyak. Benda yang bukan kebiasaan. Begitu juga dalam hidup dan kehidupan. Manusia sering menilai yang sedikit berbanding yang kebiasaan. Manusia mudah melihat yang negatif berbanding yang positif.
Adakah ini dikatakan ilusi optik?
Adakah pandangan manusia kepada kehidupan seperti ilusi optik?
Sama juga kita dalam bersahabat. Kadang-kadang kita tak selesa dengan kawan kita dan kita bertindak diluar jangkaan. Bertindak mengikut nafsu yang meronta memaksa diri bertindak sebaliknya. Kita sering menilai sahabat sebaliknya. Hari-hari yang kita lalui yang penuh saat manis bersama mampu kita lupakan hanya dengan rasa sakit hati dan tak puas hati. Sungguh tak wajar.
Begitu juga yang selalu terjadi di dalam masyarakat hari ini, katakan ada seorang individu yang banyak melakukan kebajikan, kebaikkan, namun disebabkan oleh satu kesilapan yang mungkin tidak disengajakan, orang akan hanya suka menyebut-menyebut kesilapan yang satu itu sahaja dan melupakan ribu-ribu kebajikan yang selalu dia lakukan. Adilkan kita menilainya begitu?
Ini menunjukkan manusia lebih selesa mencari salah orang lain daripada menghargai kebaikkan yang dibuat. Sama seperti mana mata kita sering tertipu dengan pandangan satu titik hitam di atas sehelai kertas A4 warna putih.
Oleh itu jangan sekali-kali kita tertipu dengan pandangan mata. Ibarat lagu yang selalu kita dengar, nyanyian kumpulan Hijjaz.
Pandangan Mata Selalu Menipu
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandangan Nafsu Selalu Melulu
Pandangan Hati itu Yang Hakiki
Kalau Hati itu Bersih
Hati Kalau Terlalu Bersih
Pandangannya Kan Menembusi Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Kehendak Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran
Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia
Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia.
p/s: semoga mata hati serta jiwa mampu menirima setiap qada' dan qadar yang telah ditentukan Illahi. Dan aku amat berharap agar aku tidak akan kehilangan diri dan jiwa tak akan lemah menempuhi kehidupan.
No comments:
Post a Comment