Mei hampir berakhir, namun hidup masih tidak berubah. Entah aku yang menolak rezeki atau mungkin itu semua memang bukan rezeki aku. Aku redha, tapi kecewa juga. Satu demi satu perkara yang menyedihkan muncul bertimpa-timpa. Ingin aku luahkan, tapi pada siapa? Belum pun sempat aku membuka mulut, hati mula berbisik, "bolehkah aku berkongsi dukaku bersama mereka? Mereka juga punya kerunsingan dan kesedihan yang mungkin aku sendiri tidak tahu-menahu". Lalu aku pendamkan saja segala masalah yang semakin meruntun jiwa. Aduh, kenapa susah benar menyimpan semua ini sendiri?
Bunga-bunga cintaku masing-masing punya masalah dan isu sendiri, mereka juga keluarga ku dunia akhirat. Apakah aku sanggup melibatkan mereka dalam kesusahan yang aku alami? Tentu sekali tidak.
Belahan jiwaku masih muda. Masih jauh perjalanannya. Mungkin antara aku dan dia hanya dua tahun berbeza dari segi usia. Namun padaku, dia tetap masih mentah. Bukan ingin mendabik dada, dan mengatakan ilmu sudah penuh didada ataupun aku ini sudah merasa asam garam dunia. Aku cuma mahukan yang terbaik untuk dia. Bukankah itu yang kita mahukan untuk setiap insan yang kita cinta?
Ingin sekali aku lari dari dunia nyata ini. Dan singgah sebentar di dunia fantasi. Aku selalu mengharap ini semua suatu mimpi. Tapi, apakah aku rela jika semua yang telah terjadi sepanjang hidupku ini sekadar mimpi yang tak mungkin menjadi realiti?
Why I English
1 month ago
No comments:
Post a Comment